- See more at: http://langkah2membuatblog.blogspot.com/2012/11/cara-membuat-menu-dropdown-di-bawah.html#sthash.N3TqEYwG.dpuf

Sabtu, 19 Juli 2014

Pukat Harimau Ancam Penyu Langka di Bengkulu

Pukat Harimau Ancam Penyu Langka di Bengkulu

* Menurut Nelayan, ikan menjauh Dan penyu bertelur Yang ordinary lenyap.

ddd
Sabtu, 19 Juli 2014, 09:32
Penyu
Penyu (U-Report)
VIVAnews  - Sejumlah Nelayan di Pantai Ipuh, Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, mengeluhkan maraknya penggunaan pukat harimau (trawl) di daerah adalah ITU. Sebab, selain menghilangkan ketersediaan ikan tangkap Nelayan, pukat harimau juga mengancam punahnya sejumlah penyu Langka di Kawasan ITU.

Pengakuan Nelayan setempat, Alimudin, SAAT Ulasan Sangat Nelayan Suami kesulitan untuk mendapatkan ikan di Kawasan Jelajah mereka. Nelayan harus menempuh Puluhan mil laut untuk mendapatkan ikan Dalam, jumlah melimpah.

"Sudah hampir Tiga Tahun Suami, masalah pukat harimau mendera Kami. Dulu Kami CUKUP menebar jala tak JAUH bahasa Dari Pantai, sekarang sudah regular tidak mungkin Lagi. Ikan-ikan sudah JAUH Ke Tengah," ujar Pria Tahun tersebut 52.

Tak hanya ITU, jika selama beberapa Tahun Suami Kawasan Pantai mereka sering didatangi Diposkan sejumlah penyu bertelur untuk. Tiga Tahun terakhir sudah Ulasan Sangat jarang ditemukan. Penyu beserta tukik (penyu Anak), diketahui Habis sering tergulung di pukat harimau.

Nelayan TOTAL, Jumadi, Ulasan Sangat berharap ADA upaya Serius Bahasa Dari Pemerintah Secara setempat untuk menindak tegas setiap Nelayan Yang menggunakan pukat harimau. 

Mencari Google Artikel Baru begitu, selain menjaga ketersediaan ikan BAGI Nelayan Dan 'masyarakat, juga dapat memberi kemungkinan Peluang berkembangnya habitat penyu di Kawasan ITU. Apalagi, SAAT Suami, cuma di Kabupaten Mukomuko Yang Masih kerap dijadikan penyu untuk mendarat Dan bertelur di Sepanjang Kawasan pantainya.

"Ikan Dan penyu adalah nilai transaksi. Harus dijaga Dan dilindungi. Selama pukat harimau dibiarkan marak, Bisa dipastikan Generasi kedepan regular tidak Akan pernah menjumpai penyu Lagi di BIBIR Pantai mereka," kata Jumadi.

Nasib serupa dialami Diposkan Nelayan tradisional asli di Kota Bengkulu. Lebih Bahasa Dari 3.000 tradisional asli Nelayan Yang menetap di Sepanjang Pantai Kota Bengkulu, mengeluhkan maraknya penggunaan pukat harimau di wilâyah mereka.

"Mereka terorganisir Punya Kapal Besar Dan sepertinya. Umumnya Bisa Wire color Kawat warna Empat atau lima Kapal. Kalau Suami dibiarkan Terus, ke mana Lagi Kami MENCARI ikan," kata seorang anggota salat nama kelompok Nelayan Kota Bengkulu, Edi Santoso.